Indonesia berkomitmen untuk melakukan percepatan bebas tuberkulosis pada tahun 2023. Untuk itu, Kementerian Kesehatan bersama Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) meluncurkan program Bersama Menuju Eliminasi dan Bebas dari TB (USAID BEBAS TB), Rabu (1/11) di kota Medan, Sumatera Utara.
“Ini adalah bentuk pertemanan sejati antara Pemerintah Indonesia dengan USAID yang telah terjalin sejak 53 tahun lalu dan berdampak positif bagi kesehatan jutaan masyarakat Indonesia” ujar Wamenkes Dante Saksono Harbuwono
Data WHO Tahun 2022, Indonesia berada pada peringkat kedua tertinggi dalam hal beban Tuberkulosis. Diperkirakan terdapat 969.000 kasus Tuberkulosis, tentu dibutuhkan upaya skrining, diagnosis dan tatalaksana yang paripurna dalam mengendalikan kasus tersebut.
Menurut Wamenkes, sejauh ini buah kerja keras dari upaya yang telah dilakukan adalah keberhasilan mencapai penemuan kasus baru tertingginya dengan angka penemuan kasus mencapai 724 ribu kasus di tahun 2022.
Hal tersebut juga telah dipersiapkan sejak jauh hari agar dapat mengejar target eliminasi Tuberkulosis di tahun 2030 dan Provinsi Sumatera Utara berkomitmen untuk dapat eliminiasi pada tahun 2028.
Untuk mengejar target tersebut, perlu adanya percepatan yang harus dilakukan secara masif antara lain, mencapai 90% penemuan kasus baru, mengejar 100% pengobatan dari kasus baru untuk bisa berhasil melakukan 90% pengobatan sampai tuntas, serta mencapai 58% orang dengan kontak erat tuberkulosis untuk mendapatkan terapi pencegahan TBC (TPT).
Tidak hanya itu, Wamenkes berharap Indonesia dapat menekan insiden kasus dari 354 / 100.000 orang menjadi 65 / 100.000 orang pada tahun 2030, dan demikian tercapailah eliminasi kasus TBC di Indonesia.
“Hal tersebut tidak bisa berjalan sendiri, Kemenkes berupaya untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk peduli terhadap tuberkulosis, salah satunya dengan dukungan dari organisasi internasional” ungkap Wamenkes.
Sementara Direktur USAID Jeff Cohen mengatakan, saat ini USAID membantu Pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan tersebut. Perlu upaya kolaboratif untuk mempercepat deteksi, pengobatan, dan pencegahan kasus TBC. Kolaborasi ini menurut Jeff akan berfokus pada empat provinsi dengan beban TBC tertinggi yaitu Sumatera utara, Jawa barat, Jawa tengah dan Jawa timur
“USAID percaya pada kekuatan kolaborasi, kami senang melihat komitmen untuk berupaya mencapai target eliminasi TBC tahun 2030” ujar Jeff Cohen
Lebih dari lima belas tahun, USAID telah menjadi mitra Indonesia dalam memberikan dukungan substansial untuk memberantas tuberkulosis. Menurut Jeff Cohen, Direktur USAID Indonesia, program USAID BEBAS TB akan mendukung pemerintah Indonesia untuk meningkatkan standar deteksi kasus, diagnosis, perawatan dan pencegahan TBC
Wamen Dante menambahkan bahwa tuberkulosis ini menjadi masalah yang serius di indonesia, dimana terdapat 11 kasus kematian setiap satu jam di Indonesia. Maka, perlu adanya upaya edukasi, preventif untuk menurunkan angka tersebut.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa angka kematian akibat tuberkulosis di Indonesia lebih tinggi dibandingkan kasus COVID-19. Ia mengatakan bahwa kasus COVID-19 menjadikan pembelajaran sebagai upaya mempercepat eliminasi tuberkulosis dengan melakukan surveilans, treatment, dan dukungan masyarakat lintas sektor.
Menurutnya, penting adanya keterlibatan lintas sektor termasuk sektor non-kesehatan untuk bekerjasama dalam program penanggulangan TBC. Hal ini juga sejalan dengan deklarasi UNHLM tahun 2023 yang salah satunya menyepakati pengembangan riset, bantuan teknis peningkatan kualitas layanan TBC dengan memperkenalkan, menguji coba pendekatan pengobatan baru, dan membawa praktik terbaik internasional ke Indonesia
“Selain itu, Indonesia juga sedang menyiapkan untuk inovasi adanya vaksin untuk TBC, yang diharapkan bisa mempercepat eliminasi dari tuberkulosis” ucap Maxi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid
Medan, 1 November 2023