Tuberkulosis (TBC) saat ini masih merupakan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia dengan jumlah kasus dan kematian yang tinggi. Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh dunia dan berdasarkan Global TB Report WHO 2020, Indonesia menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 845.000 dengan kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam. Estimasi jumlah kasus TBC anak pada tahun 2019 sebesar 142.000, dengan demikian kasus TBC anak memiliki persentase 17% di antara jumlah kasus TBC seluruhnya di Indonesia. TBC merupakan penyakit yang sangat kompleks karena tidak hanya berdampak pada segi kesehatan saja tetapi juga berdampak pada aspek sosial, ekonomi dan budaya. Dampak kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh TBC adalah sekitar 136,7 milyar per tahun. Mengatasi TBC dengan maksimal dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia.
Di Kota Tangerang, hingga triwulan kedua Tahun 2022 terdapat 2.568 kasus TBC yang ditemukan dan diobati. Incidence Rate TBC saat ini 138 kasus per 100.000 penduduk dengan jumlah penduduk saat ini 1.864.220 juta jiwa atau dengan kata lain setiap 1.000 orang warga Kota Tangerang maka 1 orangnya merupakan pasien TBC. Berdasarkan hal diatas, Pemerintah Kota Tangerang menyusun suatu konsep penanggulangan TBC tematik sekolah yang diberi nama “Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC” atau yang disingkat dengan Ransel TBC. Gerakan ini meliputi upaya promotif dan preventif TBC di sekolah berupa edukasi/ sosialisasi masif mengenai TBC, penyediaan sarana prasarana untuk pencegahan, deteksi dini TBC berkala menggunakan aplikasi, mendukung pengobatan dan investigasi kontak berbasis sekolah yang dalam pelaksanaannya bebas stigma dan diskriminasi.
Usia sekolah merupakan usia di mana anak menempuh pendidikan di satuan pendidikan, dan sedang aktif memaksimalkan bakat potensi dirinya, serta mengenal lingkungan sekelilingnya. Hal ini mengakibatkan banyaknya interaksi yang dilakukan dengan orang lain di lingkungan sekitarnya, bahkan dengan orang dewasa sekali pun. Promosi kesehatan di sekolah merupakan pelayanan kesehatan esensial yang diselenggarakan oleh puskesmas maupun institusi kesehatan lainnya, bekerja sama dengan lintas sektor melalui wadah koordinasi yang sudah ada yaitu Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS/M). Upaya kesehatan dalam mendukung Sekolah RANSEL TBC meliputi kegiatan promotif, preventif, serta penyembuhan.
Kegiatan kick-off Ransel TBC ini dilakukan secara serentak di 13 SMP se-Kota Tangerang dengan lokasi kick off di SMP Negeri 4 Kota Tangerang. Kegiatan ini diawali oleh Pencanangan Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC (RANSEL TBC) di Sekolah oleh Bapak Walikota Tangerang. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan Kampanye Semua Orang Harus Tahu dan Peduli TBC melalui Edukasi “Apa Itu TBC?” oleh IDAI Banten. Kegiatan ini ditutup dengan agenda skrining. Jumlah warga Sekolah yang diskrining pada hari itu adalah 9.725 orang. Kegiatan ini dihadiri oleh Walikota Tangerang Bapak H. Arief R. Wismansyah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni, MM, Perwakilan Tim Kerja TBC dan ISPA Kementerian Kesehatan Windy Oktavina, SKM, M.Kes, Direktur Eksekutif Yayasan KNCV Indonesia, dr. Jhon Sugiharto MPH, Perwakilan IDAI Banten Dr. M. Arif Nasution, Sp.A(K), Ketua DPPM Kota Tangerang/Ketua IDI Tangerang dr. M.Rifki, MS, Sp.B, Ketua KOPI TB Kota Tangerang dr. Hesti Setiastuti, SpP dan juga kepala OPD terkait lainnya.
Editor: Windy Oktavina, Dinda Anisa Rakhmawulan, Farah Alphi Nabila