Indonesia telah menerapkan pemberian Pengobatan Pencegahan Isoniazid (PP INH) kepada dua populasi paling berisiko tinggi, yaitu ODHA dan anak <5 tahun yang memiliki kontak serumah dengan pasien TBC aktif. Meskipun demikian, implementasinya masih sangat jauh dari target yang diharapkan sebesar 40% tahun 2018 (5). Berdasarkan data Global TB Report tahun 2019, hanya 7.681 ODHA atau sekitar 16% dan 6.080 anak di bawah lima tahun atau sekitar 8,5% yang mendapatkan PP INH (6). Permasalahan lain terkait pemberian PP INH adalah tingkat kepatuhan dan penyelesaian terapi yang masih rendah. Lamanya masa pengobatan merupakan salah satu penyebab dari permasalahan tersebut, disamping itu masih banyak petugas kesehatan yang belum memahami perihal TPT.
Subdirektorat Tuberkulosis-Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dit P2PML) telah melaksanakan Pertemuan Daring Diseminasi Buku Petunjuk Teknis Penanganan Infeksi Laten Tuberkulosis pada tanggal 20 dan 21 Oktober 2020 , di mana buku petunjuk teknis ini digunakan sebagai acuan penanganan ILTB khususnya dalam pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) di Indonesia.
Di sesi hari pertama, diisi dengan Paparan Situasi Terkini TB dan Kebijakan penanganan ILTB dari Kasubdit TB, lalu dilanjut dengan Paparan Bab 1 dan 2 (Pendahuluan dan Gambaran Umum ILTB) oleh Kasi TB Sesitif Obat, setelah ikut Paparan Bab 3 (Identifikasi, Penemuan dan Pemeriksaan ILTB) oleh Focal Point TB Anak, dan Paparan Pemeriksaan dan Pemberian TPT pada ODHA oleh Kasubdit HIV dan PIMS. Ditutup dengan tanya jawab.
Pada sesi hari kedua, diisi dengan Paparan Pemeriksaan dan Pemberian TPT pada anak oleh Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), lalu dilanjut dengan Paparan Pemeriksaan dan Pemberian TPT pada Kontak Serumah Dewasa dan Kelompok Risiko Lain yang dibawakan oleh dr. Anna Uyainah, Sp.PD, setelah itu diisi dengan Paparan Bab 5 (Pengelolaan Logistik) oleh Focal Point TB Logistik, dan Paparan Bab 6 (Monitoring dan Evaluasi) oleh Focal Point TB Mne. Sesi hari kedua ditutup dengan tanya jawab dan pembuatan kesimpulan oleh moderator.
Pertemuan ini dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi, perwakilan dari organisasi profesi, dan perwakilan komunitas penyintas TBC.
Diharapkan juknis penanganan ILTB ini dapat digunakan sebagai panduan manajemen program dan memberikan pemahaman mengenai teknis pemberian TPT di Indonesia.