Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan dunia yang menyerang semua kelompok umur. Berdasarkan Global TB Report 2022, TBC di Indonesia menjadi penyakit menular paling mematikan ke-2 di dunia setelah Covid-19. Selain itu, TBC juga menempati urutan ke-13 sebagai faktor penyebab utama kematian di seluruh dunia. Indonesia menempati posisi kedua setelah India dan diikuti oleh China di posisi ketiga dengan kasus sebanyak 969.000 dan kematian sebanyak 144.000. Indonesia telah menandatangani kesepakatan bersama dengan para pemimpin dunia untuk berusaha mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030, yang juga termasuk dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang ke-3 yaitu “memastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan untuk semua” dengan salah satunya yaitu mengakhiri epidemi TBC.
Jakarta (06/6), Tim Kerja TBC, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI mengadakan kegiatan kampanye dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2023. Kampanye ini diadakan di Taman Ismail Marzuki yang mengundang lintas kementerian internal, Kementerian terkait program, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, mitra terkait program dan perwakilan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada sekitar DKI Jakarta.
Dalam acara kampanye ini disambut hangat oleh dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA selaku ketua Tim Kerja TBC. Ibu dr. Tiffany menyampaikan terhadap peserta yang ikut hadir secara Luring dan Daring dalam acara tersebut, bahwa dalam kegiatan ini harus kita bicarakan sama-sama mengenai penyakit yang sudah cukup lama yang ada di dunia atau negara kita sendiri, Indonesia, yaitu Tuberkulosis. Karena Indonesia merupakan penyumbang kasus tuberkulosis tertinggi ke 2 di dunia setelah India, ada hampir 1 juta kasus dengan nilai angka sekitar 996.000 orang yang sakit TBC di masyarakat kita.
Informasi mengenai Tuberkulosis ini juga dijelaskan oleh expert yang lebih memahami tentang penyakit ini dalam sesi Talkshow Semangat Anak Muda Untuk Eliminasi TBC yang menghadirkan narasumber–narasumber yang ahli di bidangnya. Narasumber-narasumber ini di antaranya adalah Dr. dr. Fathiyah Isbaniah, Sp.P(K), M.Pd.Ked dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA sebagai National Tuberculosis Program Manager Kementerian Kesehatan RI, drh. Ganendra Awang Kristandya perwakilan dari Global TB Caucus, dan Amadeus Rembrandt perwakilan dari Indonesia Muda Untuk Tuberkulosis. Talkshow ini membahas mengenai bagaimana TBC secara umum, hingga peran anak mudah dalam mengatasi, menangani dan melakukan pencegahan penyakit tuberkulosis ini.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat untuk berperan bersama dalam upaya program pencegahan dan pengendalian TBC, menyebarluaskan informasi tentang TBC kepada siswa sekolah, mahasiswa, masyarakat umum agar meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pencegahan penularan, pemeriksaan dan pengobatan TBC yang berkualitas, meningkatkan pengetahuan dan kepedulian dalam upaya program pencegahan dan pengendalian TBC anak serta pentingnya Terapi Pencegahan TBC, umumnya pada masyarakat dan khususnya pada ekosistem Pendidikan, menempatkan TBC sebagai isu utama semua sektor di setiap tingkatan dan Memperkuat komitmen, meningkatkan peran serta dan rasa kepemilikan semua pihak lintas sektor, media dan pihak swasta, serta komunitas untuk berperan dalam upaya program pencegahan dan pengendalian TBC, mendorong semua mitra dan kelompok masyarakat untuk senantiasa melakukan upaya baru yang inovatif dalam program pencegahan dan pengendalian TBC. Target informasi ini adalah anak muda yang ada di Indonesia.
Kegiatan ini kemudian ditutup dengan penampilan spesial dari Adhitia Sofyan yang dikenal sebagai musisi kamar, karena seluruh lagu dalam albumnya direkam secara independen di dalam kamarnya sendiri. Ia membawakan beberapa lagu hitsnya, salah satunya adalah “Sesuatu di Jogja”. Adhitia juga menyampaikan bahwa dengan memberikan penampilan dalam kegiatan ini, ia jadi tahu lebih banyak tentang TBC dan akan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bentuk pencegahan TBC.
Kegiatan ini tidak berakhir tanpa dampak yang baik untuk sekolah. Setelah ini, sekolah-sekolah yang telah diundang diharapkan dapat membentuk Sekolah Peduli TBC sebagaimana telah dijelaskan oleh Ibu Tiara. Setelah itu, setiap sekolah akan melakukan update secara berkala terkait pembentukan Sekolah Peduli TBC ini.
Dengan adanya kegiatan ini anak muda di Indonesia jadi tahu lebih banyak hal mengenai penyakit tuberkulosis. Anak muda dan masyarakat diharapkan mau untuk mencari tahu tentang penyakit ini, mau menerapkan PHBS, serta berupaya mencegah penyakit ini. Bagi yang saat ini sedang sakit TBC, jangan bersedih dan berkecil hati, Sobat pasti bisa sembuh dengan terus minum obat sesuai dengan anjuran dokter. Jangan lupa untuk selalu mengingatkan orang terdekat agar tidak melakukan stigma pada pasien TBC, melainkan pasien TBC harus kita support agar bisa sembuh dan sehat kembali.
Penulis: Windy Oktavina, Dinda Anisa Rakhmawulan, Farah Alphi Nabila