Halo, Sobat TOSS! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan baik, yaa. Sobat TOSS, tau gak sih? Berdasarkan Global TB Report 2022, diperkirakan ada 969.000 kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Data tahun 2022 menunjukkan bahwa capaian cakupan penemuan kasus TBC (treatment coverage) sebesar 75% atau 724,309 kasus indeks TBC yang ditemukan (target 90%), dan angka keberhasilan pengobatan (treatment success rate) sebesar 86% (target 90%).
Dengan tingginya kasus TBC tersebut, dibentuk suatu gerakan atau kampanye untuk menangani TBC di Indonesia. Mungkin Sobat TOSS juga sudah sering mendengarnya, nih! Yup gerakan tersebut bernama TOSS TBC. TOSS TBC merupakan singkatan dari Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh. TOSS TBC adalah salah satu pendekatan untuk menemukan, mendiagnosis, mengobati dan menyembuhkan pasien TBC yang bertujuan untuk menghentikan penularan TBC di masyarakat.
Nah Sobat TOSS, untuk menemukan serta mengobati TBC pastinya kita harus lebih dulu mengenal penyakit dan penyebabnya, bukan? Saat ini admin akan membahas lebih dalam mengenai penyebab TBC, nih! Yuk kita baca sampai akhir!
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Terdapat 5 bakteri yang berkaitan erat dengan infeksi TBC, yaitu Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis, Mycobacterium africanum, Mycobacterium microti and Mycobacterium canettii. Mycobacterium tuberculosis (M.TB), hingga saat ini merupakan bakteri yang paling sering ditemukan sebagai penyebab TBC.
“M. TB? Bentuknya dan sifatnya kayak apa aja min?”
Mycobacterium tuberculosis (M. TB) berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung. M. TB tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini memiliki lebar 0,3 – 0,6 μm dan panjang 1 – 4 μm. M. TB menular dari manusia ke manusia lainnya lewat udara melalui percik renik atau droplet nucleus yang keluar ketika seorang yang terinfeksi TB paru batuk, bersin, atau bicara.
Dinding M. TB sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%). Struktur dinding sel yang kompleks tersebut menyebabkan M. tuberculosis bersifat tahan asam. Di mana ketika bakteri tersebut ingin dilihat menggunakan mikroskop, akan melalui tahapan pewarnaan terlebih dahulu. Saat diwarnai, M. TB akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut. Atas dasar karakteristik yang unik inilah bakteri dari genus Mycobacterium seringkali disebut sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA) atau acid fast bacilli (AFB).
Sifat lain dari bakteri M. TB adalah aerob. Aerob memiliki arti kuman lebih menyukai tempat di dalam tubuh yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini, tekanan oksigen pada bagian atas paru-paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian atas paru-paru merupakan tempat yang disenangi oleh M. TB. Tetapi, dari struktur tubuh M. TB yang banyak mengandung protein, M. TB memiliki potensi untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang bervariasi, termasuk dalam lingkungan dengan tekanan oksigen yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan M. TB dapat bertahan secara tidak aktif di dalam tubuh dalam kondisi yang tidak optimal dan dapat mengalami reaktivasi di kemudian hari jika situasi lingkungan memungkinkan, seperti saat rendahnya sistem imun orang tersebut.
“Memang bagaimana sih proses bakteri ini masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit?”
M. TB masuk dengan cara inhalasi (terhirup) masuk melalui hidung atau mulut. Dari saluran pernapasan, M. TB akan terus masuk hingga mencapai alveolus yang ada di paru-paru. M. TB akan bertemu dan dimakan oleh makrofag, salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi sebagai sistem imun di tubuh manusia. Terdapat tiga kemungkinan yang bisa terjadi:
- Terdapat tiga kondisi yang mungkin terjadi. Pada kondisi pertama, bakteri TBC dapat dihilangkan oleh sistem kekebalan tubuh yang baik sehingga orang tersebut tidak sakit TBC.
- Pada kondisi kedua, bakteri TBC dipagari oleh sistem kekebalan tubuh sehingga bakteri TBC tetap hidup namun dalam kondisi dormant (tidur) dan tidak menimbulkan penyakit. Kondisi ini disebut sebagai Infeksi Laten TBC.
- Pada kondisi ketiga, sistem kekebalan tubuh tidak mampu “melawan” bakteri TBC bisa berkembang biak di dalam tubuh dan menimbulkan sakit TBC.
Nah, Sobat TOSS sekarang sudah lebih mengenal M. TB, salah satu bakteri penyebab tuberkulosis ini kan? Untuk itu mari kita lebih waspada dan bersama cegah tuberkulosis. Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh!
Tim Penulis
- Qurota Ayuni, S. Ked
- dr. Hashfi Khairuddin
Referensi:
- Kemenkes. (2019). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis.
- PDPI. (2021). Tuberculosis : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
- PAPDI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6
Sumber gambar sebagai ilustrasi:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Mycobacterium_tuberculosis_MEB.jpg#filelinks